Selasa, 04 Januari 2011

TEKANAN DARAH/ TENSI

TEKANAN DARAH

Tekanan darah arteri merupakan suatu gambaran dari adanya suatu tekanan dari darah melalui arteri, dikarenakan darah bergerak dalam suatu gelombang maka terdapat dua ukuran tekanan yaitu tekanan sistolik dan tekanan diastolik.
Pengukuran Tekanan darah dalam milimeter air raksa (mm Hg). Pengukuran ini terdapat dalam Sphygmomanometer yang mana merefleksikan tekanan udara dalam karet cuff yang menempel disekeliling ekstremitas klien,misal pada lengan atas.
Fungsi dari berbagai pembuluh darah dibagi menjadi 6 kategori :
1.      Windkessel Vessel : serat elastin, terdapat pada aorta, arteri pulmonalis dan arteri besar.
2.      Resistance Vessel : serat muskular. terdapat di arteriol, kapiler, diatur oleh kontraksi otot
3.      Spinchter Vessel : ujung distal arteriol mengatur luas permukaan tempat pertukaran zat.
4.      Exchange Vessel : terdapat pada kapiler dimana berfungsi sebagai difusi, filtrasi dan absorbsi.
5.      Capasitance Vessel : terdapat pada vena
6.      Shunt Vessel : terdapat pada anastomose arterio vena.

Jalannya Tekanan Darah
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi jalannya tekanan darah :
a.       Tolakan Periferal
Sistem peredarah darah mempunyai sistem tekanan yang tinggi (arteria) dan sistem tekanan yang rendah (kapiler dan vena), diantara keduanya terdapat arteriola, pembuluh otot yang halus. Arteriola dalam kondisi overkontraksi disebut Vasoconstrictio (penyempitan lubang pembuluh darah), dan dalam kondisi sebaliknya ketika dinding arteriola kendur dan memperbesar jumlah darah yang dapat masuk ke arteriola sehingga kemudian arteriola tersebut mengembung maka disebut Vasodilatatio (pelebaran pembuluh darah). Penyempitan pembuluh darah yang melebihi normal akan menyebabkan peningkatan tekanan darah.
b.      Gerakan Memompa Jantung
Semakin banyak darah dipompakan kedalam arteri (yaitu jika stroke volume bertambah) arteri akan lebih menggelembung, mengakibatkan bertambahnya tekanan darah. Jika darah yang dipompakan lebih sedikit (yaitu jika stroke volume berkurang) maka tekanan darah akan turun.
c.       Volume Darah
Ketika volume darah menurun, misalnya akibat perdarahan, tekanan darah akan menurun akibat dari penurunan tekanan pada arteri. Bertambahnya jumlah darah akan memperbesar tekanan karena akan terdapat lebih banyak tekanan pada arteria.
d.      Viskositas Darah
Kekentalan darah merupakan seberapa besar daya lekat dari cairan terhadap dindingnya. Kekentalan darah tergantung kepada perbandingan sel darah dengan plasma. Semakin kental darah, maka akan semakin tinggi tekanan darahnya; yaitu semakin kental darah, semakin banyak tenaga yang diperlukan untuk mendorongnya. Dalam klinik untuk melihat viskositas dari darah dapat terlihat pada pemeriksaan Hematokrit.
e.       Elastisitas Dinding Pembuluh Darah
Arteri mengandung banyak sekali  sejumlah besar jaringan elastis yang memungkinkan melentur. Apabila jantung istirahat antara tiap denyut, dinding arteria akan mengerut meskipun tekanan di dalamnya tidak menurun sampai nol. Keadaan yang terus menekan itu membuat darah terus masuk ke dalam pembuluh kapiler dan vena secara terus menerus, tidak berupa semburan-semburan. Secara serempak arteriola yang biasanya menegang memberikan penolakan tertentu; karena itu elastisitas dinding tersebut disamping penolakan pada arteriola membantu terjadinya tekanan darah yang normal. Pembuluh darah yang elastisitasnya sedikit memberikan lebih banyak penolakan dibandingkan dengan pembuluh yang elastisitasnya besar. Jika penolakan bertambah, maka tekanannya pun akan bertambah, misal pada klien dengan atherosklerosis.
f.       Tekanan Gravitasi

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEKANAN DARAH
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah, antara lain :
a.       Usia
Seseorang yang lebih tua akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan usia yang lebih muda, hal ini disebabkan beberapa hal, antara lain : luas permukaan tubuh, aktifitas, kekenyalan/elastisitas dinding pembuluh darah.
b.      Jenis Kelamin
Wanita biasanya mempunyai tekanan darah  lebih rendah daripada pria pada usia yang sama, hal ini disebabkan dari pola aktifitas yang terjadi dan juga pengaruh hormonal, terkecuali ketika wanita tersebut sedang hamil, menstruasi.
c.       Metabolisme
Tekanan darah akan naik setelah kita makan dimana dengan terjadinya reabsorbsi makanan dan peningkatan kerja dari otot-otot tubuh akan mengakibatkan tubuh membutuhkan suplai darah yang lebih cepat.
d.      Aktifitas
Tekanan darah biasanya akan meningkat setelah kita melakukan aktifitas beberapa lama terutama ketika kita berolah raga/bekerja berat.

e.       Emosi
Marah, takut dan kegembiraan umumnya akan meningkatkan tekanan darah, dimana aldosteron diproduksi yang mengakibatkan retensi cairan dan natrium dalam tubuh sehingga meningkatkan volume vaskuler.
f.       Posisi
Biasanya orang yang sedang berbaring maka tekanan darahnya akan lebih rendah dibandingkan dengan seseorang yang dalam kondisi berdiri.
Penurunan tekanan darah yang signifikan pada klien dalam posisi berbaring kepada posisi duduk atau berdiri disebut dengan Hipotensi Orthostatic.

FAKTOR YANG MENGONTROL TEKANAN DARAH
a.       Cardiac Output
Cardiac output merupakan jumlah darah yang dipompakan oleh jantung permenit selama kontraksi ventrikel. Pada saat istirahat, ventrikel kiri normalnya memompakan darah satu kali pompa sekitar 70 ml, hal ini disebut Stroke Volume. Cardiac output normalnya sekita 5 liter, yaitu sekitar 70 ml dikalikan jumlah kontraksi permenit (+ 70 x) jadi sekitar 4900 ml atau setara dengan 5 liter.
Cardiac output meningkat ketika demam dan melakukan kegiatan, dan tekanan sistolik dapat meningkat sebagai akibatnya. Meskipun begitu, cardiac output dapat menurun sebagai akibat dari penyakit jantung sehingga tekanan sistolik menjadi menurun.
b.      Volume Darah
Peningkatan atau penurunan dari volume darah juga dapat mempengaruhi tekanan darah. Normalnya, pada seorang dewasa mempunyai sekitar 6 liter darah dalam sirkulasi. Kehilangan darah mengakibatkan dehidrasi sehingga mengakibatkan tekanan sistolik dan diastolik menurun. Peningkatan volume darah, misalnya akibat dari pemberian transfusi akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah.
c.       Elastisitas Dinding Arteri
Dinding arteri biasanya mempunyai jaringan yang elastis yang memungkinkannya menghasilkan sistole dan retraksi selama diastole (Sistole merupakan periode dari kontraksi ventrikel jantung. Diastole merupakan periode relaksasi dari ventrikel jantung). Pada klien dengan Arteriosclerosis, arteri kehilangan keelastisitasannya dan menjadi kaku. Kondisi ini seringkali terlihat pada orang tua, sebagai akibatnya adalah tekanan sistolik biasanya meningkat dikarenakan arteri tidak memberikan tekanan dan tekanan diastolik biasanya menurun karena arteri mempunyai daya retraksi yang terbatas sebalam relaksasi ventrikel.


d.      Ukuran Arteriola dan kapiler
Ukuran dari arteriola dan kapiler akan menentukan tahanan perifer dari darah terhadap tubuh. Lumen merupakan suatu terowongan (channel) dengan adanya lubang. Lumen yang lebih kecil akan memperbesar resistansi.

CARA PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Beberapa pengertian yang berhubungan dengan pengukuran tekanan darah :
·         Tekanan Sistolik : merupakan tekanan yang tertinggi pada dinding arteri yang terjadi ketika ventrikel kiri jantung menyemprotkan darah melalui katup aorta.
·         Tekanan Diastolik : yaitu tekanan yang terendah atau tekanan yang secara konsisten terdapat pada dinding arteri.
·         Tekanan Nadi : yaitu selisih antara tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Untuk hal ini sangat tergantung sekali terhadap : stroke volume dan kapasitas arteri
·         Tekanan darah Rata-rata : yaitu tekanan diastolik + 1/3 (tekanan sistolik – tekanan diastolik)

Pengukuran tekanan darah secara umum dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1.      Metode langsung
Yaitu suatu metode pengukuran tekanan darah dengan jalan memasukkkan jarum ke dalam pembuluh arteri dan menghubungkannya dengan manometer. Metode ini dipakai jika diperlukan pengukuran yang sangat tepat.
2.      Metode Tak Langsung
Untuk pengukuran metode ini diperlukan Sphygmomanometer dan stetoskop. Pada Sphygmomanometer terdapat sebuah ban yang terdiri dari kantong karet yang kedap udara, pipih, ditutupi kain yang elastis. Kain tersebut terbentang lebih panjang dari kantong karet dalam berbagai ukuran. Terdapat dua tube yang dipasang pada kantong dalam ban itu, yang satu dihubungkan dengan manometer, yang lainnya dihubungkan dengan sebuah bola untuk memompa.
Jenis manometer :
  • Manometer air raksa : menggunakan air raksa. Titik tertinggi permukaan air raksa disebut meniscus.
  • Menometer aneroid. Menggunakan jarum penunjuk tekanan pada piringan bundar berangka.
Pelaksanaan pengukuran tekanan darah dengan metode langsung jarang sekali digunakan, karena lebih kompleks dalam pelaksanaannya, dan yang sering digunakan adalah metode tak langsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar